Ujian Nasional (UN) SMA tiap tahun diduga bocor. Selain itu,
sering ditemukan kecurangan di berbagai
daerah ataupun sekolah. Akankah tradisi bocor harus dilestarikan?
Ini tanda tanya besar yang harus dijawab. Tradisi adalah suatu sebagai kebiasaan bersama dalam masyarakat manusia, yang secara otomatis akan mempengaruhi aksi dan reaksi dalam kehidupan sehari-hari para
anggota masyarakat itu (Rendra, 2002). Tradisi bisa berdampak positif dan bisa berdampak negatif, UN bocor adalah tradisi yang negatif yang tidak perlu dilestarikan.
Tradisi ada karena penyebab prilaku kelompok manusia yang melakukan sesuatu hal. Baik itu tradisi yang positif maupun tradisi yang negatif, negatif dalam arti penyimpangan terhadap sesuatu. Dalam pelaksanaan UN siswa-siswi sekolah khususnya Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) berupaya lulus dengan nilai yang baik. Namun terkadang menghalalkan sagala cara agar suskses dalam ujian tersebut. Bahkan selalu mengandal kunci jawaban yang didapat dari tempat-tempat bimbingan belajar. Ini terjadi pada saat-saat terjadwalnya UN disetiap sekolah tingkat SMA.
Sekolah menengah atas (SMA) bahasa Inggris: Senior
High School, adalah jenjang pendidikan menengah pada pendidikan formal di Indonesia setelah
lulus Sekolah Menengah Pertama (atau sederajat). Sekolah
menengah atas ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulai dari kelas 10 sampai kelas
12.
Pada
tahun kedua (yakni kelas 11), siswa SMA dapat memilih salah satu dari 3 jurusan
yang ada, yaitu Sains, Sosial, dan Bahasa. Pada akhir tahun ketiga (yakni kelas
12), siswa diwajibkan mengikuti Ujian Nasional yang
memengaruhi kelulusan siswa. Lulusan SMA dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi atau
langsung bekerja.
Pelajar
SMA umumnya berusia 16-18 tahun. SMA tidak termasuk program wajib belajar
pemerintah - yakni SD (atau
sederajat) 6 tahun dan SMP 3 tahun. meskipun sejak tahun 2005 telah mulai diberlakukan program
wajib belajar 12 tahun yang mengikut sertakan SMA di beberapa daerah, contohnya
di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul.
SMA
diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta. Sejak diberlakukannya otonomi daerah pada
tahun 2001,
pengelolaan SMA negeri di Indonesia yang sebelumnya berada di bawah Departemen Pendidikan Nasional, kini
menjadi tanggung jawab pemerintah daerah kabupaten/kota. Sedangkan
Departemen Pendidikan Nasional hanya berperan sebagai regulator dalam bidang standar nasional
pendidikan. Secara struktural, SMA negeri merupakan unit pelaksana teknis dinas pendidikan kabupaten/kota
Setiap
sekolah baik itu tingkat SMP maupun SMA akan menempuh yang namanya UN, sebagai
penentu dari keberhasilan siswa yang menempuh pembelajaran formal. Banyak pihak
yang mengambil keuntungan dengan standar kelulusan yang ditetapkan oleh
pemerintah, seperti Bimbingan-bimbingan belajar yang katanya untuk melatih dan
mengajarkan siswa dalam mengerjakan
soal-soal untuk persiapan UN. Ini menyebabkan ada upaya-upaya pihak Bimbel
melakukan kecurangan agar peserta bimbelnya 100% lulus, ini demi nama baik
instansi yang dimiliki.
Terdapat
potensi kebocoran dalam distribusi soal ujian nasional. Celahnya, mulai dari
jalur distribusi soal hingga pelaksanaan ujian dan alur distribusi soal yang panjang. Kebocoran
soal UN terjadi jika proses
pengawasannya lemah. Ini fenomena yang ada dalam pendidikan Indonesia saat
sekarang. Tujuan diberlakukan UN adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan
di Indonesia, khususnya meningkatkan kecerdasan siswa. Bukan sebagai alat
mencari keuntungan dari siswa, yaitu dengan memberikan kunci jawaban dengan
mengharapkan imbalan. Sehingga membuat siswa malas belajar dan hanya mengharapkan kunci jawaban yang didapat dari
berbagai cara.
Upaya pemerintah meminimalkan
kecurangan dalam Ujian Nasional (UN), tak berjalan mulus. Seperti yang terjadi
di Gurontalo, ditemukan dugaan kebocoran naskah ujian mata pelajaran Fisika di
Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo. Akibatnya, seluruh sekolah SMA dan
sederajat yang berada di kabupaten tersebut harus mengikuti ujian ulang.
Menurut Kepala Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP) Aman Wirakartakusumah, dugaan kebocoran soal bermula
dari laporan yang diterima posko daerah setempat. Bocoran soal tersebut berawal
dari SMAN I Paguat, Pohuwato, kemudian menyebar ke delapan SMA yang ada di
kabupaten tersebut. “Setelah ditelusuri, dugaan kebocoran soal itu benar. Saat
dipergoki, kepala sekolah tengah membandingkan soal Fisika. Ternyata setelah
diselidiki, sekolah tersebut telah membuka soal lebih dulu dan menyebarkannya
ke peserta ujian. Mereka sudah diperiksa dan dimintai keterangan,” papar Aman
di kantor Kemendiknas.
Setelah kebocoran tersebut terbukti,
berdasarkan hasil rapat antara BSNP dan Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik)
serta Kemendiknas, diputuskan untuk membatalkan UN untuk mata pelajaran Fisika.
Sebanyak 345 siswa yang tersebar di delapan SMA Kabupaten Pohuwato diwajibkan
mengikuti ujian ulang. Sekolah-sekolah tersebut adalah SMAN I Paguat dengan
jumlah peserta Unas 45 siswa, SMA I Marisa (100 siswa), SMA I Randangan
(38 siswa), SMAN I Lemito (29 siswa), SMAN I Popayato (69 siswa), SMAN I
Buntulia (18 siswa), MAN Al Ikhlas Paguat (24 siswa), dan MAN Al Khaerat Marisa
(22 siswa).
Di Riau,
khususnya di kota Pekanbaru sedah melakukan antisipasi menjelang UN, Dinas
Pendidikan (Disdik) menerapkan sistem pengawasan segitiga, itu untuk
mengantisipasi kebocoran soal Ujian Nasional (UN) 2011. Kepala Disdik Pekanbaru
Drs H Yuzamri Yakub menyebutkan, sistem yang dibuat tahun ini sangat sulit
untuk membocorkan soal UN.
Bahkan
menurutnya dari hal terkecil, seperti pengawasan pihaknya sudah menerapkan
pengawasan segitiga. ‘’Sistemnya minimal pengawasan itu segitiga. Jadi misalnya
SMA A, B dan C. Guru A akan mengawasi guru B sedangkan guru B ke C dan guru C
mengawasi guru A. Tidak boleh pengawas A ke B dan B ke A,’’ sebut Yuzamri Yakub
kepada Riau Pos.
Sementara
itu, para guru pengawas tidak boleh berkumpul secara bersamaan dalam satu
sekolah. Mulai dari berangkat ke sekolah hingga pada saat pelaksanaan ujian.
‘’Kalaupun ada berita bocor soal UN seperti isu tahun lalu, setelah kita
lakukan investigasi ternyata tidak benar, malahan itu soal tidak bisa dipertanggungjawabkan
kebenarannya. Oleh karenanya saya mengimbau kepada sekolah dan pelajar untuk
tidak mempercayai soal-soal UN yang beredar nantinya,’’ ujarnya.
Namun tetap saja meningkatkan
pengawasan terhadap gerak-gerik lembaga bimbingan belajar (Bimbel) untuk
mengantisipasi kebocoran soal UN. Langkah ini diambil setelah pada tahun lalu soal UN diduga bocor ke salah datu lembaga
bimbingan belajar (Bimbel). Selain itu, pihak Bimbel diduga juga menyebarkan
kunci jawaban UN kepada sejumlah guru dan para siswa SMA negeri yang menjadi
peserta bimbingan belajar. Sejumlah guru SMA negeri di Pekanbaru mengakui bahwa
mereka menerima kunci jawaban soal-soal UN dari pihak Bimbel. Kunci jawaban
dikirim pihak lembaga Bimbel menggunakan telepon seluler melalui SMS. Kunci
jawaban dari lembaga tersebut sudah beredar beberapa menit setelah ujian
dimulai. Dalam sms yang berisi kunci jawaban itu, juga
diingatkan kepada penerimanya untuk segera menghapusnya setelah membacanya.
Lalu ada apa
dengan system yang sudah dibuat, system ini di buat agar mempersulit dari
kebocoran soal UN, mengapa pengawasan semakain ditingkatkan. Namun tetap saja
isu kebocoran terus ada. Bukan system UN yang dirubah tapi pola pikir manusia
yang dirubah. Salah satu caranya yaitu dengan memberikan sanksi yang berat
terhadap pihak atau lembaga yang terbukti melakukan kecurangan.
Kepala Dinas Pendidikan Kota
Pekanbaru Drs H Yuzamri Yakub MPd mengatakan, pihaknya telah menurunkan
beberapa petugas untuk melakukan pengawasan dan melakukan survei di lembanga
bimbel yang ada di Kota Bertuah. ‘’Ini kita lakukan untuk memastikan saja,
apakah benar ada soal UN yang bocor di lembaga bimbel seperti isu tahun lalu,’’
kata Yuzamri kepada Riau Pos, Jumat (15/4).
Namun demikian, dirinya tetap yakin
jika soal UN sangat mustahil bisa sampai bocor keluar, sebab dari awal
percetakan serta pendistribusian soal nantinya, mendapatkan pengawasan dan
dikawal ketat aparat polisi dan petugas dari Dinas Pendidikan.
Pada UN tahun ini, dijelaskan
Yuzamri akan ada lima paket soal yaitu A,B,C,D dan E sehingga peserta dalam
satu urutan tempat duduk akan menerima soal yang berbeda satu sama lain.
‘’Pelaksanaan latihan soal sudah dilakukan sekolah sejak tiga empat bulan
lalu,’’ ungkap Yuzamri. Sementara itu, berdasarkan data Disdik Kota Pekanbaru
jumlah total siswa yang mengikuti UN di Pekanbaru 27.405 siswa mulai
siswa SMP hingga SMA sederajat (negeri dan swasta).
Dari
tahun ke tahun, selalu ditemukan kebocoran soal UN. Ini menandakan lemahnya
tingkat pengawasan dan tingkat kesadaran dunia pendidikan tujuan dari
pelaksanaan UN tersebut. Meningkatkan kualitas bukan mencari atau mendapat
nilai yang tinggi, namun pengetahuan sedikit. Tetapi pengetahuan banyak dan
mendapatkan nilai yang memuaskan.
Wakil Presiden RI, Boediono
mengatakan tujuan diadakan ujian nasional (UN) adalah untuk meningkatkan
standar pendidikan di Indonesia . Kegiatan UN
harus disyukuri oleh semua siswa karena tujuannya untuk keberhasilan dan
meningkatkan standar pendidikan di Tanah Air," kata Wapres Boediono kepada
pers, di SMAN 70 Bulungan Jakarta. UN menurut Wapres juga untuk dapat
menghasilkan keadilan dan kejujuran kepada siswa dan siswi yang mengikutinya.
Wapres mengaku sangat peduli terhadap mutu pendidikan nasional. Saya memang
berniat untuk melihat secara fisik persiapan UN. Saya melihat persiapan di sini
sudah rapi dan moga-moga di daerah lain juga demikian.
Antusiasme
murid, kata Wapres juga sangat baik dan diharapkan menjadi suatu kegiatan
nasional yang harus disyukuri. Saya harap aspek kejujuran benar-benar bisa
dijaga karena sangat penting untuk bisa mendapatkan hasil yang jujur dan adil
bagi ana-anak.
Dalam
kesempatan itu Wapres menyampaikan apresiasi kepada mendiknas dan guru yang
telah menyiapkan secara baik persiapan UN di Jakarta dan daerah. Hadir dalam
kunjungan tersebut Menkokesra Agung Laksono, Mendiknas M Nuh, Menag Surya
Dharma Ali, serta Menpan dan Reformasi Birokrasi EE Mangindaan.
Seperti
yang dijelaskan Wapres bahwa tujuan UN adalah meningkatkan standar pendidikan.
Selain itu juga bertujuan meningkatkan
keadilan dan kejujuran bagi yang mengikutinya. Ini membuktikan bahwa UN
memiliki tujuan ataupu maksut yang baik, mengapa ada selalu ada yang
mencorengnya. Yaitu dengan kecurangan yang dilkukan dalam pelaksanaan UN. Tahun ini,
dugaan soal UN banyak didengar. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Pendidikan Nasional (Balitbang Kemdiknas) Mansyur Ramly mengatakan,
laporan dugaan terjadinya kebocoran naskah soal di berbagai daerah akan diselidiki.
Penyelidikan tersebut termasuk untuk laporan yang disampaikan melalui layanan
pesan singkat (SMS).
Kebocoran
soal UAN dapat terjadi akibat adanya pihak-pihak yang mengambil keuntungan
tentang hal itu. Bocornya soal UAN sudah hal yang biasa. Ini dibuktikan
beredarnya kunci jawaban yang didapat siswa-siswi sebelum melaksanakan UAN.
Soal UAN yang seharusnya rahasia hanya sebatas rahasia tertulis saja. Inilah
fenomenal yang ada saat ini.
Setiap
SMA dimana tempat dimana siswa-siswi menuntut ilmu, akan menempu dan
melaksanakan UN. Yaitu sebagai penentu keberhasilan siswa pada tingkat SLTA
tersebut. Guna memperoleh ijazah sebagai bukti atau syarat untuk melanjutkan
pendididkan yang lebih tinggi. Khususnya di Pekanbaru, dapat terlihat aktifitas
Siswa SMA yang belajar dalam persiapan UN. Selain belajar di sekolah juga
mengikuti bimbingan belajar sebagai tambahan pembelajaran.
Kebocoran
soal UN dapat terjadi akibat adanya pihak-pihak yang mengambil keuntungan
tentang hal itu. Bocornya soal UN sudah hal yang biasa. Ini dibuktikan
beredarnya kunci jawaban yang didapat siswa-siswi sebelum melaksanakan UN. Soal
UN yang seharusnya rahasia hanya sebatas rahasia tertulis saja. Inilah
fenomenal yang ada saat ini. Banyak terjadinya kecurangan dalam pelaksanaa UN.
Dengan
banyaknya laporan kepada Balitbang Kemdiknas melalui SMS, ini membuktikan bahwa
masih ada yang peduli dengan kecurangan yang terjadi setiap tahunnya. Ini harus
sama-sama kita dukung dalam upaya menghentikan tradisi kebocoran Soal UN yang
setiap tahun diadakan sebagai tolak ukur kemampuan siswa-siswi sekolah.
Menanggapi
persoalan tersebut, perlu adanya peran penting orang tua dan guru sebagai
pendidik untuk meningkatkan kualitas anak didiknya sehingga yakin bisa dan
mampu melaksanakan UN. Inilah tugas bersama orang tua dan guru yang harus
menanamkan kepada anan-anaknya bahwa sekolah bukan mencarai nilai tapi mencari
ilmu. Dengan adanya ilmu pasti akan mendapatkan nilai, lain halnya dengan ada
nilai tapi tidak memiliki ilmu.
pengalaman pribadi ye bang???
BalasHapus:ngakak:
PokerStars Casino & Sportsbook - Las Vegas, NV - JTM Hub
BalasHapusPokerStars 남양주 출장마사지 Casino & Sportsbook You will get access 양산 출장안마 to the casino's Poker Room. 울산광역 출장마사지 Play online poker 목포 출장샵 at PokerStars Casino & Sportsbook. 익산 출장안마