Home » » TRADISI BOCORNYA UJIAN NASIONAL

TRADISI BOCORNYA UJIAN NASIONAL

Written By Unknown on Jumat, 15 Februari 2013 | 2/15/2013 02:44:00 AM


Ujian Nasional (UN) SMA tiap tahun diduga bocor. Selain itu,
sering ditemukan kecurangan di berbagai
daerah ataupun sekolah. Akankah tradisi bocor harus dilestarikan?
Ini tanda tanya besar yang harus dijawab. Tradisi adalah suatu sebagai kebiasaan bersama dalam masyarakat manusia, yang secara otomatis akan mempengaruhi aksi dan reaksi dalam kehidupan sehari-hari para
anggota masyarakat itu (Rendra, 2002). Tradisi bisa berdampak positif dan bisa berdampak negatif, UN bocor adalah tradisi yang negatif yang tidak perlu dilestarikan.
 Tradisi ada karena penyebab prilaku kelompok manusia yang melakukan sesuatu hal. Baik itu tradisi yang positif maupun tradisi yang negatif, negatif dalam arti penyimpangan terhadap sesuatu. Dalam pelaksanaan  UN siswa-siswi sekolah khususnya Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) berupaya lulus dengan nilai yang baik. Namun terkadang menghalalkan sagala cara agar suskses dalam ujian tersebut. Bahkan selalu  mengandal kunci jawaban yang didapat dari tempat-tempat bimbingan belajar. Ini terjadi pada saat-saat terjadwalnya UN disetiap sekolah tingkat SMA.
Sekolah menengah atas (SMA) bahasa Inggris: Senior High School, adalah jenjang pendidikan menengah pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Menengah Pertama (atau sederajat). Sekolah menengah atas ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulai dari kelas 10 sampai kelas 12.
Pada tahun kedua (yakni kelas 11), siswa SMA dapat memilih salah satu dari 3 jurusan yang ada, yaitu Sains, Sosial, dan Bahasa. Pada akhir tahun ketiga (yakni kelas 12), siswa diwajibkan mengikuti Ujian Nasional yang memengaruhi kelulusan siswa. Lulusan SMA dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi atau langsung bekerja.
Pelajar SMA umumnya berusia 16-18 tahun. SMA tidak termasuk program wajib belajar pemerintah - yakni SD (atau sederajat) 6 tahun dan SMP 3 tahun. meskipun sejak tahun 2005 telah mulai diberlakukan program wajib belajar 12 tahun yang mengikut sertakan SMA di beberapa daerah, contohnya di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul.
SMA diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta. Sejak diberlakukannya otonomi daerah pada tahun 2001, pengelolaan SMA negeri di Indonesia yang sebelumnya berada di bawah Departemen Pendidikan Nasional, kini menjadi tanggung jawab pemerintah daerah kabupaten/kota. Sedangkan Departemen Pendidikan Nasional hanya berperan sebagai regulator dalam bidang standar nasional pendidikan. Secara struktural, SMA negeri merupakan unit pelaksana teknis dinas pendidikan kabupaten/kota
Setiap sekolah baik itu tingkat SMP maupun SMA akan menempuh yang namanya UN, sebagai penentu dari keberhasilan siswa yang menempuh pembelajaran formal. Banyak pihak yang mengambil keuntungan dengan standar kelulusan yang ditetapkan oleh pemerintah, seperti Bimbingan-bimbingan belajar yang katanya untuk melatih dan mengajarkan  siswa dalam mengerjakan soal-soal untuk persiapan UN. Ini menyebabkan ada upaya-upaya pihak Bimbel melakukan kecurangan agar peserta bimbelnya 100% lulus, ini demi nama baik instansi yang dimiliki.
Terdapat potensi kebocoran dalam distribusi soal ujian nasional. Celahnya, mulai dari jalur distribusi soal hingga pelaksanaan ujian dan  alur distribusi soal yang panjang. Kebocoran soal UN terjadi  jika proses pengawasannya lemah. Ini fenomena yang ada dalam pendidikan Indonesia saat sekarang. Tujuan diberlakukan UN adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya meningkatkan kecerdasan siswa. Bukan sebagai alat mencari keuntungan dari siswa, yaitu dengan memberikan kunci jawaban dengan mengharapkan imbalan. Sehingga membuat siswa malas belajar dan hanya  mengharapkan kunci jawaban yang didapat dari berbagai cara.
Upaya pemerintah meminimalkan kecurangan dalam Ujian Nasional (UN), tak berjalan mulus. Seperti yang terjadi di Gurontalo, ditemukan dugaan kebocoran naskah ujian mata pelajaran Fisika di Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo. Akibatnya, seluruh sekolah SMA dan sederajat yang berada di kabupaten tersebut harus mengikuti ujian ulang.
Menurut Kepala Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Aman Wirakartakusumah, dugaan kebocoran soal bermula dari laporan yang diterima posko daerah setempat. Bocoran soal tersebut berawal dari SMAN I Paguat, Pohuwato, kemudian menyebar ke delapan SMA yang ada di kabupaten tersebut. “Setelah ditelusuri, dugaan kebocoran soal itu benar. Saat dipergoki, kepala sekolah tengah membandingkan soal Fisika. Ternyata setelah diselidiki, sekolah tersebut telah membuka soal lebih dulu dan menyebarkannya ke peserta ujian. Mereka sudah diperiksa dan dimintai keterangan,” papar Aman di kantor Kemendiknas.
Setelah kebocoran tersebut terbukti, berdasarkan hasil rapat antara BSNP dan Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) serta Kemendiknas, diputuskan untuk membatalkan UN untuk mata pelajaran Fisika. Sebanyak 345 siswa yang tersebar di delapan SMA Kabupaten Pohuwato diwajibkan mengikuti ujian ulang. Sekolah-sekolah tersebut adalah SMAN I Paguat dengan jumlah peserta Unas  45 siswa, SMA I Marisa (100 siswa), SMA I Randangan (38 siswa), SMAN I Lemito (29 siswa), SMAN I Popayato (69 siswa), SMAN I Buntulia (18 siswa), MAN Al Ikhlas Paguat (24 siswa), dan MAN Al Khaerat Marisa (22 siswa).
Di Riau, khususnya di kota Pekanbaru sedah melakukan antisipasi menjelang UN, Dinas Pendidikan (Disdik) menerapkan sistem pengawasan segitiga, itu untuk mengantisipasi kebocoran soal Ujian Nasional (UN) 2011. Kepala Disdik Pekanbaru Drs H Yuzamri Yakub menyebutkan, sistem yang dibuat tahun ini sangat sulit untuk membocorkan soal UN.
Bahkan menurutnya dari hal terkecil, seperti pengawasan pihaknya sudah menerapkan pengawasan segitiga. ‘’Sistemnya minimal pengawasan itu segitiga. Jadi misalnya SMA A, B dan C. Guru A akan mengawasi guru B sedangkan guru B ke C dan guru C mengawasi guru A. Tidak boleh pengawas A ke B dan B ke A,’’ sebut Yuzamri Yakub kepada Riau Pos.
Sementara itu, para guru pengawas tidak boleh berkumpul secara bersamaan dalam satu sekolah. Mulai dari berangkat ke sekolah hingga pada saat pelaksanaan ujian. ‘’Kalaupun ada berita bocor soal UN seperti isu tahun lalu, setelah kita lakukan investigasi ternyata tidak benar, malahan itu soal tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Oleh karenanya saya mengimbau kepada sekolah dan pelajar untuk tidak mempercayai soal-soal UN yang beredar nantinya,’’ ujarnya.
Namun tetap saja meningkatkan pengawasan terhadap gerak-gerik lembaga bimbingan belajar (Bimbel) untuk mengantisipasi kebocoran soal UN. Langkah ini diambil setelah pada tahun lalu  soal UN diduga bocor ke salah datu lembaga bimbingan belajar (Bimbel). Selain itu, pihak Bimbel diduga juga menyebarkan kunci jawaban UN kepada sejumlah guru dan para siswa SMA negeri yang menjadi peserta bimbingan belajar. Sejumlah guru SMA negeri di Pekanbaru mengakui bahwa mereka menerima kunci jawaban soal-soal UN dari pihak Bimbel. Kunci jawaban dikirim pihak lembaga Bimbel menggunakan telepon seluler melalui SMS. Kunci jawaban dari lembaga tersebut sudah beredar beberapa menit setelah ujian dimulai.   Dalam sms  yang berisi kunci jawaban itu, juga diingatkan kepada penerimanya untuk segera menghapusnya setelah membacanya.
Lalu ada apa dengan system yang sudah dibuat, system ini di buat agar mempersulit dari kebocoran soal UN, mengapa pengawasan semakain ditingkatkan. Namun tetap saja isu kebocoran terus ada. Bukan system UN yang dirubah tapi pola pikir manusia yang dirubah. Salah satu caranya yaitu dengan memberikan sanksi yang berat terhadap pihak atau lembaga yang terbukti melakukan kecurangan.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru Drs H Yuzamri Yakub MPd mengatakan, pihaknya telah menurunkan beberapa petugas untuk melakukan pengawasan dan melakukan survei di lembanga bimbel yang ada di Kota Bertuah. ‘’Ini kita lakukan untuk memastikan saja, apakah benar ada soal UN yang bocor di lembaga bimbel seperti isu tahun lalu,’’ kata Yuzamri kepada Riau Pos, Jumat (15/4).
Namun demikian, dirinya tetap yakin jika soal UN sangat mustahil bisa sampai bocor keluar, sebab dari awal percetakan serta pendistribusian soal nantinya, mendapatkan pengawasan dan dikawal ketat aparat polisi dan petugas dari Dinas Pendidikan.
Pada UN tahun ini, dijelaskan Yuzamri akan ada lima paket soal yaitu A,B,C,D dan E sehingga peserta dalam satu urutan tempat duduk akan menerima soal yang berbeda satu sama lain. ‘’Pelaksanaan latihan soal sudah dilakukan sekolah sejak tiga empat bulan lalu,’’ ungkap Yuzamri. Sementara itu, berdasarkan data Disdik Kota Pekanbaru jumlah total siswa yang mengikuti UN di Pekanbaru 27.405 siswa  mulai siswa SMP hingga SMA sederajat (negeri dan swasta).
Dari tahun ke tahun, selalu ditemukan kebocoran soal UN. Ini menandakan lemahnya tingkat pengawasan dan tingkat kesadaran dunia pendidikan tujuan dari pelaksanaan UN tersebut. Meningkatkan kualitas bukan mencari atau mendapat nilai yang tinggi, namun pengetahuan sedikit. Tetapi pengetahuan banyak dan mendapatkan nilai yang memuaskan.
Wakil Presiden RI,  Boediono mengatakan tujuan diadakan ujian nasional (UN) adalah untuk meningkatkan standar pendidikan di Indonesia . Kegiatan UN harus disyukuri oleh semua siswa karena tujuannya untuk keberhasilan dan meningkatkan standar pendidikan di Tanah Air," kata Wapres Boediono kepada pers, di SMAN 70 Bulungan Jakarta. UN menurut Wapres juga untuk dapat menghasilkan keadilan dan kejujuran kepada siswa dan siswi yang mengikutinya. Wapres mengaku sangat peduli terhadap mutu pendidikan nasional. Saya memang berniat untuk melihat secara fisik persiapan UN. Saya melihat persiapan di sini sudah rapi dan moga-moga di daerah lain juga demikian.
Antusiasme murid, kata Wapres juga sangat baik dan diharapkan menjadi suatu kegiatan nasional yang harus disyukuri. Saya harap aspek kejujuran benar-benar bisa dijaga karena sangat penting untuk bisa mendapatkan hasil yang jujur dan adil bagi ana-anak.
Dalam kesempatan itu Wapres menyampaikan apresiasi kepada mendiknas dan guru yang telah menyiapkan secara baik persiapan UN di Jakarta dan daerah. Hadir dalam kunjungan tersebut Menkokesra Agung Laksono, Mendiknas M Nuh, Menag Surya Dharma Ali, serta Menpan dan Reformasi Birokrasi EE Mangindaan.
Seperti yang dijelaskan Wapres bahwa tujuan UN adalah meningkatkan standar pendidikan. Selain itu juga  bertujuan meningkatkan keadilan dan kejujuran bagi yang mengikutinya. Ini membuktikan bahwa UN memiliki tujuan ataupu maksut yang baik, mengapa ada selalu ada yang mencorengnya. Yaitu dengan kecurangan yang dilkukan dalam pelaksanaan UN. Tahun ini, dugaan soal UN banyak didengar. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional (Balitbang Kemdiknas) Mansyur Ramly mengatakan, laporan dugaan terjadinya kebocoran naskah soal di berbagai daerah akan diselidiki. Penyelidikan tersebut termasuk untuk laporan yang disampaikan melalui layanan pesan singkat (SMS).
Kebocoran soal UAN dapat terjadi akibat adanya pihak-pihak yang mengambil keuntungan tentang hal itu. Bocornya soal UAN sudah hal yang biasa. Ini dibuktikan beredarnya kunci jawaban yang didapat siswa-siswi sebelum melaksanakan UAN. Soal UAN yang seharusnya rahasia hanya sebatas rahasia tertulis saja. Inilah fenomenal yang ada saat ini.
Setiap SMA dimana tempat dimana siswa-siswi menuntut ilmu, akan menempu dan melaksanakan UN. Yaitu sebagai penentu keberhasilan siswa pada tingkat SLTA tersebut. Guna memperoleh ijazah sebagai bukti atau syarat untuk melanjutkan pendididkan yang lebih tinggi. Khususnya di Pekanbaru, dapat terlihat aktifitas Siswa SMA yang belajar dalam persiapan UN. Selain belajar di sekolah juga mengikuti bimbingan belajar sebagai tambahan pembelajaran.
Kebocoran soal UN dapat terjadi akibat adanya pihak-pihak yang mengambil keuntungan tentang hal itu. Bocornya soal UN sudah hal yang biasa. Ini dibuktikan beredarnya kunci jawaban yang didapat siswa-siswi sebelum melaksanakan UN. Soal UN yang seharusnya rahasia hanya sebatas rahasia tertulis saja. Inilah fenomenal yang ada saat ini. Banyak terjadinya kecurangan dalam pelaksanaa UN.
Dengan banyaknya laporan kepada Balitbang Kemdiknas melalui SMS, ini membuktikan bahwa masih ada yang peduli dengan kecurangan yang terjadi setiap tahunnya. Ini harus sama-sama kita dukung dalam upaya menghentikan tradisi kebocoran Soal UN yang setiap tahun diadakan sebagai tolak ukur kemampuan siswa-siswi sekolah.
Menanggapi persoalan tersebut, perlu adanya peran penting orang tua dan guru sebagai pendidik untuk meningkatkan kualitas anak didiknya sehingga yakin bisa dan mampu melaksanakan UN. Inilah tugas bersama orang tua dan guru yang harus menanamkan kepada anan-anaknya bahwa sekolah bukan mencarai nilai tapi mencari ilmu. Dengan adanya ilmu pasti akan mendapatkan nilai, lain halnya dengan ada nilai tapi tidak memiliki ilmu.
Share this article :

2 komentar:

  1. pengalaman pribadi ye bang???
    :ngakak:

    BalasHapus
  2. PokerStars Casino & Sportsbook - Las Vegas, NV - JTM Hub
    PokerStars 남양주 출장마사지 Casino & Sportsbook You will get access 양산 출장안마 to the casino's Poker Room. 울산광역 출장마사지 Play online poker 목포 출장샵 at PokerStars Casino & Sportsbook. 익산 출장안마

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. ANDIKA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger